Kemoterapi mungkin diberikan selama rawat inap di rumah sakit atau klinik sebagai bagian dari pengobatan rawat jalan, meski kemoterapi juga dapat dilakukan di rumah. Namun proses pengobatan kemoterapi harus tetap diawasi oleh dokter dan perawat untuk mengamati kemungkinan efek samping atau adanya keputusan diperlukannya penggantian dengan obat-obatan.
Memerangi Sel-sel Berbahaya
Kemoterapi merupakan salah satu jenis pengobatan yang digunakan untuk menghancurkan sel kanker yang berbahaya bagi tubuh. Cara kerjanya adalah dengan menghentikan atau memperlambat pertumbuhan sel kanker yang berkembang dan membelah diri dengan cepat. Tergantung kepada jenis kanker dan sudah sampai di stadium berapa, kemoterapi dapat bermanfaat untuk:
- Meringankan gejala. Kemoterapi dapat memperkecil tumor yang mengakibatkan rasa sakit.
- Mengendalikan. Kemoterapi dapat mencegah penyebaran, memperlambat pertumbuhan, sekaligus menghancurkan sel kanker yang berkembang ke bagian tubuh yang lain.
- Menyembuhkan. Kemoterapi dapat menghancurkan semua sel kanker hingga sempurna dan ini mencegah berkembangnya kanker di dalam tubuh lagi.
Hanya saja kemoterapi juga dapat memengaruhi sel sehat yang secara normal membelah diri dengan cepat, misalnya yang berada di sekitar mulut, usus, serta rambut. Kerusakan pada sel sehat itu yang dapat mengakibatkan efek samping. Namun umumnya akan segera menghilang setelah pengobatan kemoterapi selesai.
Kapan Dilakukan Kemoterapi?
Kemoterapi terkadang dilakukan sebagai satu-satunya upaya penyembuhan kanker. Namun sering kali kemoterapi dilakukan bersama-sama dengan tindakan operasi, terapi radiasi untuk kanker, atau terapi biologis lain. Umumnya kemoterapi dilakukan pada saat:
- Sebelum operasi atau terapi radiasi, agar ukuran tumor menjadi lebih kecil.
- Setelah operasi atau terapi radiasi, untuk menghancurkan sel kanker yang tersisa.
- Saat dilakukan terapi radiasi dan terapi biologis, untuk memaksimalisasi efeknya.
- Mencegah kembalinya pertumbuhan sel kanker atau penyebaran pada bagian tubuh lain.
Cara pengobatan kemoterapi dilakukan tergantung kepada jenis kanker yang diderita, terdiri dari:
- Topikal. Digunakan melalui krim yang dioleskan pada kulit.
- Oral. Kemoterapi dalam bentuk pil, kapsul, atau cairan yang diminum.
- Suntik. Diberikan melalui suntikan pada otot atau lapisan lemak misalnya di lengan atau perut.
- Intraperitoneal (IP). Kemoterapi langsung diberikan ke dalam rongga perut yang terdapat usus, hati, dan lambung di dalamnya.
- Intra-arteri (IA). Kemoterapi langsung dimasukkan ke dalam arteri yang menyalurkan darah ke kanker.
- Intravenous (IV). Kemoterapi langsung dimasukkan ke pembuluh darah vena.
Kemungkinan Terjadi Efek Samping
Kemoterapi merupakan pengobatan kanker yang efektif. Terbukti telah menyelamatkan jutaan jiwa. Namun kemoterapi memiliki efek samping yang tidak kecil.
Sulit untuk memprediksi seberapa berat seseorang akan mengalami efek samping dari kemoterapi sebab tiap orang memiliki reaksi yang berbeda terhadap pengobatan tersebut.
Efek samping kemoterapi muncul karena obat-obatan tersebut tidak memiliki kemampuan membedakan sel kanker yang berkembang pesat dengan sel sehat yang secara normal juga memiliki perkembangan pesat. Misalnya sel darah, sel kulit, serta sel-sel yang ada di dalam perut sehingga kemoterapi memiliki efek negatif. Berikut adalah gejala efek samping yang bisa terjadi akibat kemoterapi:
- Rambut rontok.
- Kehilangan nafsu makan.
- Sesak napas dan detak jantung tidak biasa akibat anemia.
- Mual dan muntah.
- Mimisan.
- Kulit kering dan terasa perih
- Gampang memar.
- Gusi berdarah.
- Sulit tidur.
- Gairah seksual menurun.
- Rasa lelah dan lemah sepanjang hari.
- Konstipasi atau diare.
Yang penting diketahui, efek samping kemoterapi tersebut akan segera hilang setelah pengobatan selesai.
Selain itu, efek kemoterapi tidak akan menimbulkan akibat yang berbahaya bagi kesehatan. Meski pada beberapa kasus, efek samping kemoterapi bisa lebih serius dibandingkan yang lain. Misalnya tingkat sel darah putih yang menurun dengan cepat sehingga dapat meningkatkan risiko infeksi. Sedapat mungkin hindari diri Anda dari orang-orang yang sakit atau terkena infeksi selama kemoterapi.
Kemoterapi untuk kanker pada sel darah atau tulang sumsum merupakan yang paling berisiko terhadap infeksi karena jenis kanker tersebut telah menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah putih. Jika mengalami gejala seperti demam, diare, muntah-muntah, sulit bernapas, sakit dada atau pendarahan, segera temui dokter.
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
Sebagian besar proses pengobatan kemoterapi diberikan kepada pasien tanpa menginap di rumah sakit. Meski tiap orang memiliki reaksi berbeda setelah kemoterapi, namun sebagian besar merasakan letih dan lelah. Hindari menyetir kendaraan sendiri atau aktivitas yang memerlukan energi atau konsentrasi tinggi setelah sesi kemoterapi. Ajaklah anggota keluarga atau kawan untuk menemani Anda pulang setelah kemoterapi.
Banyak orang yang masih mampu bekerja selama menjalani kemoterapi, tergantung dengan jenis pekerjaan dan ketahanan tubuh masing-masing. Namun jika memungkinkan, Anda dapat bekerja dari rumah atau paruh waktu. Bicarakan kemungkinan tersebut di tempat kerja Anda atau mengambil cuti.
Terutama bagi Anda dengan anak kecil di rumah, persiapkan dan rencanakan bantuan di rumah sebelum menjalani kemoterapi.
Selama pengobatan kemoterapi, Anda harus senantiasa berkonsultasi dengan dokter ketika ingin mengonsumsi obat-obat lain, termasuk obat alergi, herba, pereda nyeri, dan lainnya. Hindari konsumsi minuman keras setidaknya selama masa kemoterapi.
Mengobati penyakit berbahaya seperti kanker tidaklah mudah, termasuk saat menjalani sesi kemoterapi. Sedapat mungkin ikuti perintah dokter dan hindari hal-hal yang dapat berisiko mengganggu proses pengobatan berjalan optimal.
Sumber Alodokter.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar